Soni Farid Maulana dilahirkan pada
tanggal 19 Februari 1962, di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia adalah anak dari
pasangan R. Sarah Solihati dan R. Yuyu Yuhana bin H. Sulaeman. Soni lulus
kuliah di Akademi Seni Tari Indonesia (kini Sekolah Tinggi Seni Indonesia) pada
tahun 1986 dan jurusan yang dipilihnya adalah Teater.
Soni juga aktif menulis puisi, esai, prosa, dan laporan jurnalistik di
Harian Umum Pikiran Rakyat. Puisi-puisi yang dibuatnya bukan hanya berbahasa
Indonesia, tapi juga berbahasa Sunda. Sebagai penyair, Soni pernah membacakan
sejumlah puisinya di berbagai acara, yakni South
East Asian Writers Conference di Filipina (1990), Festival de Winternachten di Belanda (1999), Puisi Internasional Indonesia di Bandung (2002), International Literature Biennale 2005:
Living Together di Bandung, dan sejumlah acara lainnya yang diadakan oleh
Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki.
Puisinya pun diterjemahkan ke berbagai bahasa, yakni ke bahasa
Inggris, Jerman, Belanda, dan Cina. Kumpulan puisinya yang sudah terbit antara
lain, Variasi Parijs van Java (2004),
Tepi Waktu Tepi Salju (2004), Selepas Kata (2005-2005), Secangkir Teh (2005), Sehampar Kabut (2006), Angsana (2007), dan sebagainya.
Berikut ini adalah salah satu puisi karya Soni Farid Maulana yang
dituliskan dalam buku kumpulan puisinya, Angsana (2007):
ENVOI
akhirnya kau temukan aku meninggal
dalam pangkuan malaikat maut yang menangis
di arah kiblat. Ingin aku bertanya, apa yang kau
temukan di kamar tidurku yang berantakan
diporak-porandakan badai minuman keras?
keduniawian adalah minuman keras bagiku.
aku tahu, hanya kebisuan yang menyemak
dalam rongga dadamu. Pada hematku aku merasa
lebih baik di tempat di mana aku berada sekarang
meski aku belum tahu arah mana yang akan kujelang
kiri atau kanan.
ditinggalkan atau meninggalkan
adalah jam kematian yang tak bisa ditangguhkan
laju detiknya. Kopor-kopor doa yang kau siapkan
untukku; itu lebih baik-daripada kau-sibuk
menenggelamkan diri dalam palung airmata
yang kelam.
Gambar diambil dari halaman ini
Teks ditulis oleh Resna Ria Asmara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar