Akaha lahir sebagai anak kedua dari enam bersaudara di kota Batu Malang, Jawa Timur, 26 April 1963 dari pasangan Drs. Misnadin As’ary (alm) dan Rr. Binti Aminah (alm).
Riwayat Pendidikan: TK Muslimat Hajjah Mariyam Batu (1968), Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum sampai kelas 2 dan pindah ke SD Taman Muda Batu (1976), SMP Taman Dewasa, Taman Siswa Batu (1979), SPG Wahid Hasyim Malang (1983), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (Unisma) perkuliahan di Batu (1990).
Riwayat Pekerjaan: Guru SD Taman Muda dan MI Darul Ulum Batu (1983-1993), guru SMP Taman Dewasa,Taman Siswa Batu dan SMP Raden Fatah Batu (1988-1995). Dosen FKIP Unisma (Universitas Islam Malang) perkuliahan di Batu (1990-1994).
Bergabung dan belajar puisi dengan sanggar seni SLAKE (Sekelompok Anak Kreatif) Batu yang aktif menggelar panggung puisi dan dialog puisi (1982). Bergabung dengan Himpunan Penulis Pengarang & Penyair Nusantara (HP3N) koordinat Batu (1985). Mengadakan petualangan lebih dekat mengenal seni dan budaya dengan keliling pulau Jawa dan Bali selama 4 (empat) bulan dengan mengunjungi 40-an kota dan mengunjungi seniman ibukota (1983). Menjadi ketua umum Taruna Sikab Batu dan aktif bermain di Teater Kaget’s (1987-1990). Menjadi sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Batu (1990-1993). Menjadi pengurus di Koperasi Pemuda (KOPEDA) Batu dan menerbitkan Tabloid BATU POST (1994-1998). Terpilih sebagai pemuda pelopor seni dan budaya Kabupaten Malang (1993). Mengasuh dan membacakan puisinya dalam acara sastra musik di Radio Puspita Hutama Nusantara 103,7 FM (1994-1997). Menjadi Koordinator Himpunan Penulis Pengarang dan Penyair Nusantara (HP3N) Studio Sastra Kreatif, Batu Malang, yang menerbitkan buletin sastra Kreatif. Buletin ini beredar di seluruh nusantara dan eksis hingga 26 edisi (1990--sekarang).
Karya-karyanya berupa artikel, esai, dan puisi yang dipublikasikan di Koran Surabaya Pos, Surya, Singgalang, Swadesi, Minggu Pagi, Mimbar, Media, Nusa Tenggara Post, Analisa, Bhirawa, Majalah You Inc, Taruna Baru, Karya Dharma, Simponi, Majalah Variasi Malaysia, Majalah Keluarga Malaysia, dan lain-lain.
Biografi Akaha tercantum dalam Buku Pintar Sastra Indonesia yang dieditori oleh Pamusuk Eneste dan diterbitkan Kompas, Jakarta (Mei 2001). Biografi Akaha juga ada dituliskan dalam Leksikon Susastra Indonesia yang dieditori oleh Korrie Layun Rampan dan diterbitkan Balai Pustaka, Jakarta (2000).
Menggelar temu penyair HP3N Jawa Timur dan menerbitkan antologi puisi Derap (1997), menggelar tradisi temu penyair dan festival puisi se-Indonesia dengan menerbitkan Antologi Puisi Batu Beramal dan Kebangkitan Nusantara (1994), Antologi Puisi Batu II, Antologi Puisi Bangkit II, Antologi Puisi Getar (1996), Antologi Puisi Batu III, Antologi Puisi Getar II, Antologi Puisi bangkit III (1998).
Pernah membacakan karya puisinya di beberapa kota, antara lain Lamongan, Blitar, Ngawi, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Surakarta, dan Jakarta (1983-1999). Pada Program Persahabatan Abad XXI Indonesia Jepang, Asean Component di Jepang selama satu bulan diundang membacakan karya puisinya, antara lain di kota Tokyo, Shizuoka, dan Hiroshima (1995), 200 judul puisinya juga pernah dibedah dan dibahas di Vemy University, Perancis (1995-1996).
Menjadi pemenang dalam lomba cipta puisi tingkat nasional yang diadakan HS WANRA Sidoarjo dengan judul puisi “Janji Abadi” (1987), dan “Jiwa Bangsa Indonesia”. Menjadi juara pertama Lomba Cipta Puisi Indonesia Emas yang diselenggarakan oleh Majalah You Inc., Jakarta (1995). Puisinya “Luka di Atas Luka” merupakan juara pertama lomba tingkat nasional yang diselenggarakan Organisasi Sahabat Pena Indonesia (OSPI), Jakarta (1996).
Karya-karya Akaha antara lain dimuat dalam Antologi Puisi Kemerdekaan, Studio Sastra Kreatif Batu (1991), Antologi Puisi Janji Abadi, Studio Sastra Kreatif Batu (1992), Antologi Sajak Cinta Lima Sosok, Forum Dialog Sastra Batu (1992), Antologi Puisi Derap, HP3N Jatim diterbitkan HP3N Studio Sastra Batu (1993), Antologi Puisi XII Program Persahabatan Indonesia Amerika (PPIA), Surabaya (1993), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara, Studio Sastra Kreatif Batu (1994), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara II, Studio Sastra Kreatif Batu (1996), Antologi Puisi Bangkit III, Studio Sastra Kreatif Batu (1998), Antologi Puisi Sempalan, Komunitas Sastra Malang (1994), Antologi Puisi Nuansa Hijau, Bogor (1995), Antologi Puisi Refleksi Setengah Abad Indonesia, Taman Budaya Surakarta (1995), Buku Puisi Dari Negeri Poci 3, Penerbit Tiara Jakarta (1996), Buku Puisi Luka di Atas Luka, diterbitkan Pustaka Pelajar Jogjakarta dan Aveross (2001), Jangan Biarkan Tanahku Hilang, penerbit Kayu Tangan Malang (2007).
Di bawah ini terdapat beberapa puisi karya Akaha:
KESABARAN DAN KESADARAN
kesabaran adalah matahati
kesadaran adalah matajiwa
matahati dan matajiwa
jalan bijaksana mengantar cakrawala
kendalikan pikiranmu dengan segala daya
pikiranmu adalah matahati yang melayang
menusuk pada hasrat yang kuat
melekat, melukiskan pelangi jingga
tapi siapa itu berteriak
di televisi setiap pagi
memberikan janji-janji
tidak pernah ada bukti
hanya berebut kursi
tersentak, berubah hidupnya
adaptasinya melayang-layang
lupa dengan janji-janjinya
hanya matahari memberi saksi
bulan sebagai pengorbanan
bintang terang emosi jiwa
rakyat menganga di depan pintu
kesabaran adalah matahati
kesadaran adalah matajiwa
matahati dan matajiwa
jalan bijaksana mengantar cakrawala
kendalikan pikiranmu dengan segala daya
pikiranmu adalah matahati yang melayang
menusuk pada hasrat yang kuat
melekat, melukiskan pelangi jingga
ah, berita memabukkan selamanya?
Batu-Malang, 24/02/2012
RAKYAT ALAT BIROKRASI YANG HAHAHIHI
dimana -mana penguasa menguasai semua kekayaan yang ada
dengan berbagai cara dan dalih yang mengagumkan masyarakat
turun temurun kebuskukan itu dibodohkan dengan kapitalisme
rakyat hanya sebagai alat birokrasi yang hahahihi
dewan perwakilan rakyat bikin rakyat jadi sekarat
dewan penipu rakyat (DPR) paling tepat
karena kerjanya hanya membodohi rakyat
walikota sang penguasa tertawa hahahaha
birokrasi hahahihi
penguasa hahahaha
dimana -mana penguasa menguasai semua kekayaan yang ada
dengan berbagai cara dan dalih yang mengagumkan masyarakat
turun temurun kebuskukan itu dibodohkan dengan kapitalisme
rakyat hanya sebagai alat birokrasi yang hahahihi
dewan perwakilan rakyat bikin rakyat jadi sekarat
dewan penipu rakyat (DPR) paling tepat
karena kerjanya hanya membodohi rakyat
walikota sang penguasa tertawa hahahaha
birokrasi hahahihi
penguasa hahahaha
hidup di negeri mimpi
manipulasi tidak ada henti
berlarian setiap hari
wah, harus ada reformasi?
siapa yang punya nyali?
Wong Mbatoe, 10/02/2012
Teks ditulis oleh Akaha Taufan Aminudin
Editor: Heksa B. Yopsie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar